"Sebab menulis adalah peristiwa menyejarah"- @mizzanmrsydn

Senin, 23 Desember 2013

kontemplatif

Aktif-is-me

Dunia mahasiswa adalah dunia penuh kedinamisan dan aktivitas yang padat. Kampus menyediakan banyak pilihan buat mahasiswa. Tak ubahnya gemerlap pasar rakyat bagi seorang anak kecil. Bagai gemerlap lampu disko yang berkilau amat menarik. Meski akhirnya, tak seluruh individu dalam populasi human campus menyambutnya dengan antusias –riang gembira.

Mereka yang memilih masuk unit kegiatan kemudian dituntut aktif berkontribusi. Kuliah tak sebatas ruang kelas dan lorong yang menghubungkannya. Kuliah juga diwarnai rapat, kegiatan organisasi, pelatihan, bahkan aksi. Kawannya yang tidak ikut organisasi menyebut si aktif berkontribusi: aktivis. Mahasiswa aktivis. Terdoktrin bahwa aktivis adalah mahasiswa yang ada di badan eksekutif, senat, atau badan pemerintahan mahasiswa lainnya. Terdoktrin bahwa semua pengurus lembaga pemerintahan mahasiswa adalah aktivis.

Padahal tak ada jaminan, emblem yang gagah melekat di jaket almamater berarti sang empunya aktif berkontribusi di lembaga tersebut. Pun salah bila menganggap seluruh non-pengurus badan eksekutif bukanlah aktivis. Karena aktif dapat dilakukan oleh siapapun, untu hal apapun: olahraga, seni, kelimiahan, bahkan ibadah. Yang penting, di manapun mahasiswa mengambil jalan, ia selalu total serta mau dan mampu menjadi aktif-kontributif. Tidak hanya numpang nama.


Mahasiswa yang rajin beribadah dapat disebut aktivis, sering mengikuti lomba karya tulis dan menang termasuk aktivis, giat mengharumkan nama kampus melalui olahraga pun tergolong aktivis. Jadi, makna aktivis tidak pelu dipersempit hanya untuk mahasiswa di senat dan lembaga pemerintahan mahasiswa sejenisnya. Karena aktif itu universal: dapat dilakukan untuk apapun. Selamat menghirup semangat aktif-is-me. Jadilah aktif dan menginspirasi orang lain untuk ikut aktif; itu baru aktivis sejati!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar