Aktif-is-me
Dunia mahasiswa adalah dunia penuh kedinamisan dan aktivitas
yang padat. Kampus menyediakan banyak pilihan buat mahasiswa. Tak ubahnya
gemerlap pasar rakyat bagi seorang anak kecil. Bagai gemerlap lampu disko yang berkilau
amat menarik. Meski akhirnya, tak seluruh individu dalam populasi human
campus menyambutnya dengan antusias –riang gembira.
Mereka yang memilih masuk unit kegiatan kemudian dituntut
aktif berkontribusi. Kuliah tak sebatas ruang kelas dan lorong yang
menghubungkannya. Kuliah juga diwarnai rapat, kegiatan organisasi, pelatihan, bahkan
aksi. Kawannya yang tidak ikut organisasi menyebut si aktif berkontribusi:
aktivis. Mahasiswa aktivis. Terdoktrin bahwa aktivis adalah mahasiswa yang ada
di badan eksekutif, senat, atau badan pemerintahan mahasiswa lainnya.
Terdoktrin bahwa semua pengurus lembaga pemerintahan mahasiswa adalah aktivis.
Padahal tak ada jaminan, emblem yang gagah melekat di jaket
almamater berarti sang empunya aktif berkontribusi di lembaga tersebut. Pun salah
bila menganggap seluruh non-pengurus badan eksekutif bukanlah aktivis. Karena aktif
dapat dilakukan oleh siapapun, untu hal apapun: olahraga, seni, kelimiahan,
bahkan ibadah. Yang penting, di manapun mahasiswa mengambil jalan, ia selalu
total serta mau dan mampu menjadi aktif-kontributif. Tidak hanya numpang nama.
Mahasiswa yang rajin beribadah dapat disebut aktivis, sering
mengikuti lomba karya tulis dan menang termasuk aktivis, giat mengharumkan nama
kampus melalui olahraga pun tergolong aktivis. Jadi, makna aktivis tidak pelu
dipersempit hanya untuk mahasiswa di senat dan lembaga pemerintahan mahasiswa
sejenisnya. Karena aktif itu universal: dapat dilakukan untuk apapun. Selamat
menghirup semangat aktif-is-me. Jadilah aktif dan menginspirasi orang lain
untuk ikut aktif; itu baru aktivis sejati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar