KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN DI AKHIR PEKAN
Minggu, 30 Oktober 2011 | 2:45 WIB
“Sebelum memulai perjalanan,
hendaklah kita memanjatkan do’a agar kita selamat dalam perjalanan,” himbau
Ketua Lembaga Kajian Mahasiswa Uiversitas Negeri Jakarta Rianto kepada para anggota
LKM, Sabtu (29/10) siang.
Setelah itu bus
berangkat dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menuju Menteng, Jakarta Pusat.
Hari itu memang ada yang berbeda dari LKM. Ormawa, yang memiliki prinsip MEDIS
ini, mengagendakan kunjungan ke dua perpustakaan besar di Jakarta.
Bukan sekadar rekreasi,
namun menambah wawasan dan pengalaman yang menjadi landasan mereka. “Setelah
kunjungan ini selesai, kalian ditugaskan untuk membuat feature tentang
pengalaman kalian ke Perpustakaan Freedom dan Perpumda,” ungkap Rianto,
menyebutkan dua perpustakaan yang menjadi tujuan mereka.
Di perjalanan,
terpancar raut gembira dan antusiasme dari wajah para peserta. “Wah,
jarang-jarang, nih, kita bisa pergi bersama-sama seperti ini,” ujar Joko (18),
salah seorang peserta. Selama perjalanan, yang dipenuhi oborolan dan canda para
peserta, bus berkapasitas 25 orang itu tidak menemui hambatan yang berarti.
***
Tidak butuh waktu lama,
bus terparkir di depan Wisma Proklamasi–lokasi Perpustakaan Freedom–, Menteng,
Jakarta Pusat. Setelah mengisi dan menyerahkan formulir pembuatan kartu
anggota–berlaku untuk umum dan gratis–para peserta langsung menyusuri setiap
jengkal gedung perpustakaan yang berdiri di bawah naungan Freedom Institute
tersebut.
Perpustakaan Freedom,
yang juga memfasilitasi wireless internet, menyediakan banyak koleksi majalah,
buku, jurnal, dan koran yang mencakup bidang-bidang filsafat, agama, sosiologi,
politik, ekonomi, dan sastra, dalam
negeri maupun luar negeri. Terdapat juga sebuah ruang untuk diskusi, bedah
film, dan bedah buku yang saat itu sedang dipakai untuk pemutaran film.
Setelah shalat dzuhur
di mushola perpustakaan, rombongan bersiap-siap meninggalkan perpustakaan, yang
buka setiap hari, namun tutup pada hari libur nasional tersebut. Sembari
menanti peserta yang masih bersiap, peserta lain tidak menyia-nyiakan waktu
untuk mengabadikan diri mereka.
“Ayo, kumpul untuk
foto-foto dulu!” seru Riyanto sembari memegang kamera. “Okeee!” koor peserta
yang lain. Beberapa titik pun segera menjadi sasaran hasrat fotografi para
peserta yang kebanyakan masih berusia 18-20 tahun.
***
“LKM’ers”–sebutan untuk
para anggota LKM–sudah tak sabar
memperkaya wawasan mereka di “samudera ilmu” yang menjadi tujuan
selanjutnya, yaitu perpustakaan umum daerah (Perpumda) Provinsi DKI Jakarta.
Setelah menghabiskan makan
di kantin sebelah gedung Perpumda dan memulihkan tenaga. Rombongan bergegas
mengarungi “samudera ilmu” yang terletak di lantai tujuh dan delapan Gedung Nyi
Ageng Serang, Jakarta.
Di perpustakaan milik
pemerintah ini, sama seperti sebelumnya, setiap peserta antusias untuk
mendaftar sebagai anggota. Namun, sebagian peserta harus kecele karena tidak
mempunyai kartu tanda penduduk (KTP) Provinsi DKI Jakarta, yang menjadi
persyaratan.
“Memangnya tidak bisa
Bu, jika menggunakan kartu tanda mahasiswa (KTM) UNJ?” tanya Desi (19), salah
satu peserta, kepada petugas administrasi Perpumda.
Lain lagi Rizky (18),
salah satu peserta yang memiliki KTP DKI Jakarta. “Waduh, saya lupa memfotokopi
KTP saya tadi,” alhasil, ia belum bisa menjadi anggota Perpumda.
Cukup banyak pemustaka
perpustakaan dengan koleksi 41.731 judul buku dan 105.405 eksemplar, siang itu.
Total pengunjung pada bulan Juni 2011 saja, berjumlah 5.835; 1.991 anak-anak
dan 3.844 remaja/dewasa. Mayoritas yang berkunjung adalah mahasiswa S-1 yang
mencari referensi untuk kuliahnya.
“Panas, nih, hawanya.
Biasanya ruangan ini dingin oleh pendingin ruangan,” kata Luthfi (21), salah
seorang peserta yang kerap mencari referensi di Perpumda. Pendingin ruangan di
Perpumda memang sedang dimatikan sebab sedang ada pekerjaan.
“Sedang ada penambahan
lemari dan meja untuk mengantisipasi penambahan buku setiap tahunnya,” ujar
seorang pekerja yang tidak diketahui namanya.
“Proses pengerjaan
telah dilakukan dari hari Kamis (27/10),” tambahnya.
Meskipun begitu,
keseriusan dan antusiasme setiap peserta tidak berkurang sedikitpun.
Perpustakaan yang
terletak di sebelah GOR Soemantri Boedjonegoro ini terdiri dari dua lantai.
Lantai delapan untuk referensi, seperti koran, jurnal, majalah, dan kamus.
Sedangkan lantai tujuh, selain perpustakaan, terdapat layanan anak-anak dengan
televisi, komputer untuk bermain game virtual, serta rak-rak komik dan
buku-buku dongeng anak yang dipenuhi anak-anak.
“Banyak buku cerita dan
dongeng bergambar yang menarik. Selain itu, petugasnya juga baik-baik,” kata
Ema (14), pelajar SMP, yang datang ke ruang layanan anak-anak bersama salah
satu temannya.
Tidak hanya membaca,
para peserta juga memanfaatkan fasilitas wireless internet yang ada. Bahkan, beberapa
peserta mencoba melepas lelah dengan tidur di atas karpet ruangan atau sofa
yang disediakan di lantai tujuh.
Kira-kira pukul 17.00,
rombongan kembali ke kampus tercinta menggunakan bus yang sama. Bersiap memulai
aktivitas kampus yang sedang “musim” ujian. Tentunya, dengan wawasan dan ilmu
yang bertambah. Semua yang dikorbankan sepadan dengan hasil yang mereka
dapatkan. (MIM)