"Sebab menulis adalah peristiwa menyejarah"- @mizzanmrsydn

Rabu, 24 Desember 2014

RAIH SUKSES DENGAN PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU
Oleh: Muhammad Izzan Mursyidan

Setiap manusia selalu menemui pilihan-pilihan dalam hidupnya. Memilih kampus, program studi, organisasi, hingga baju yang akan dipakai hari ini. Dalam setiap pilihan yang diambil terdapat konsekuensi logis yang harus diterima berupa pengorbanan. Dalam ilmu ekonomi, pengorbanan itu dikenal sebagai opportunity cost.
Begitupun halnya dengan penggunaan waktu yang kita miliki. Sebagai contoh, kalau sabtu pagi saya habiskan untuk rapat dengan teman-teman organisasi maka saya harus menunda untuk membaca novel favorit saya. Opportunity cost tersebut membuat kita kerap dihampiri kegalauan ketika tak kunjung menemukan pilihan terbaik. Kegalauan tersebut sebenarnya dapat dihindari apabila kita tahu apa yang paling kita butuhkan. Kebutuhan tersebut didasarkan pada apa yang penting dan mendesak untuk dikerjakan.
Salah satu cara tercepat ialah membuat analisa sederhana mengenai kegiatan-kegiatan yang penting dan mendesak. Contohnya mengerjakan materi presentasi mata kuliah Akuntansi untuk pertemuan 2 bulan yang akan datang, hal itu tentu penting namun tidak mendesak. Beda halnya dengan menonton bioskop bersama teman-teman pada sore ini, hal tersebut mendesak namun belum tentu penting. Artinya, apabila waktu lenggang, tentu tidak ada salahnya untuk ikut menonton. Namun apabila di saat yang sama sedang ada tugas maka alangkah bijaknya kalau kita prioritaskan mengerjakan tugas terlebih dahulu.
 Pada intinya kegiatan yang memiliki kedua unsur (penting dan mendesak) yang harus didahulukan. Contoh hal penting dan mendesak ialah belajar di malam hari untuk ujian pada esok harinya. Namun bila di saat yang bersamaan ada dua hal yang sama penting dan mendesaknya maka kita bisa mendelegasikan tugas tersebut kepada orang lain.
Satu hal yang juga penting dalam membuat skala prioritas seputar kegiatan pribadi adalah jangan sampai analisa dan jadwal yang kita buat malah banyak menghabiskan waktu dan tenaga kita. Misal, kita menghabiskan waktu 30 menit atau bahkan 1 jam untuk menentukan apakah sebaiknya mengerjakan tugas Pengantar Ekonomi atau belajar untuk ulangan Pengantar Manajemen. Padahal untuk mengerjakan salah satunya hanya dibutuhkan waktu 1-2 jam saja. Hal tersebut  tentu merupakan pemahaman yang salah sebab akan bersifat kontraproduktif terhadap waktu yang kita miliki.

            Perencanaan Mingguan

Agar lebih tersistematis dan mudah dipahami, sebaiknya jadwal kegiatan dibuat dalam bentuk timetable. Timetable tersebut dapat meliputi seluruh kegiatan mulai dari kegatan akademik, organisasi, ibadah, hingga waktu santai. Perlu disadari pula bahwa jangka waktu berbeda memiliki kesesuaian dengan aktivitas berbeda. Berikut ini alokasi waktu berdasarkan lamanya slot yang tersedia menurut Desi Puspita[1]

1.       Slot waktu jangka pendek (<1 jam) dalam perencanaan mingguan
1 jam atau kurang seringkali berguna untuk membaca ulang catatan kuliah, menyelesaikan bacaan singkat, mengerjakan latihan soal, atau pun menuis ide-ide dasar pembuatan esai. Pekerjaan semacam ini cocok dilakukan dalam perjalanan dengan bis atau kereta.
2.       Slot waktu jangka menengah (1-3 jam) dalam perencanaan mingguan
1 hingga 3 jam seringkali berguna untuk belajar lebih banyak. Bagilah dalam seksi 1 jam dan lakukan istirahat pada setiap jamnya untuk menghindari kelelahan. Cobalah untuk tidak belajar lebih lama dari 1 jam dalam 1 waktu karena sulit untuk berkonsentrasi dalam waktu yang lama dan akan lebih baik jika kita mengistirahatkan pikiran daripada terus belajar pada saat lelah. Slot waktu menengah juga bisa digunakan untuk mencatat lebih detail, membaca, menuangkan konsep, atau mengedit suatu tugas.

3.       Slot waktu jangka panjang (>3 jam) dalam perencanaan mingguan

Lebih dari 3 jam – waktu inilah yang dapat digunakan untuk membuat suatu tugas tertulis atau menyelesaikan bacaan dalam jumlah besar.

Berikut contoh timetable selama satu minggu yang dapat diterapkan oleh mahasiswa. 



Jangan panik apabila ternyata ada agenda mendadak yang harus kita ikuti. Cobalah memodifikasi sedikit jadwal yang akan datang agar agenda yang telah direncanakan tetap berjalan. Contohnya apabila pada sabtu pukul 14.00 – 16.00 (lihat tabel) yang seharusnya dipakai untuk belajar harus digunakan untuk rapat mendadak maka kalian dapat menyiasatinya dengan mengurangi waktu pesta sebesar waktu yang terpakai untuk rapat yaitu 2 jam.

Walk the talk!

Apabila kita telah membuat timetable, maka saatnya merealisasikan timetable tersebut.  Agar manajemen waktu berjala dengan baik, salah satu kuncinya adalah tegas kepada diri sendiri. Yakinlah bahwa jadwal yang kita buat amat penting untuk dipatuhi demi kesuksesan diri kita. Oleh karena itu harus ada komitmen dari diri sendiri agar diri kita terbiasa menerapkan manajemen waktu.
Jangan sampai manajemen waktu yang dibuat hanya berjalan selama 1-2 minggu. Lakukanlah step by step dengan memberikan slot waktu yang besar dan usahakan jeda antarjadwal tidak terlalu mepet agar lebih fleksibel. Bila sudah makin terbiasa, kita dapat mempersempit jeda antarkegiatan dari timetable sebelumnya.  Yang terpenting adalah kita mampu konsisten menerapkan manajemen waktu. Sebagaimana Allah menyukai amalan yang konsisten walaupun sedikit.
Goodluck!




[1] http://staff.ui.ac.id/system/files/users/akhmad.hidayatno/material/seri4-keterampilanmengelolawaktu.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar