RAIH SUKSES DENGAN PENERAPAN MANAJEMEN WAKTU
Oleh: Muhammad Izzan Mursyidan
Setiap manusia
selalu menemui pilihan-pilihan dalam hidupnya. Memilih kampus, program studi,
organisasi, hingga baju yang akan dipakai hari ini. Dalam setiap pilihan yang
diambil terdapat konsekuensi logis yang harus diterima berupa pengorbanan.
Dalam ilmu ekonomi, pengorbanan itu dikenal sebagai opportunity cost.
Begitupun
halnya dengan penggunaan waktu yang kita miliki. Sebagai contoh, kalau sabtu
pagi saya habiskan untuk rapat dengan teman-teman organisasi maka saya harus
menunda untuk membaca novel favorit saya. Opportunity cost tersebut
membuat kita kerap dihampiri kegalauan ketika tak kunjung menemukan pilihan
terbaik. Kegalauan tersebut sebenarnya dapat dihindari apabila kita tahu apa
yang paling kita butuhkan. Kebutuhan tersebut didasarkan pada apa yang penting
dan mendesak untuk dikerjakan.
Salah satu cara tercepat ialah membuat
analisa sederhana mengenai kegiatan-kegiatan yang penting dan mendesak.
Contohnya mengerjakan materi presentasi mata kuliah Akuntansi untuk pertemuan 2
bulan yang akan datang, hal itu tentu penting namun tidak mendesak. Beda halnya
dengan menonton bioskop bersama teman-teman pada sore ini, hal tersebut
mendesak namun belum tentu penting. Artinya, apabila waktu lenggang, tentu
tidak ada salahnya untuk ikut menonton. Namun apabila di saat yang sama sedang
ada tugas maka alangkah bijaknya kalau kita prioritaskan mengerjakan tugas
terlebih dahulu.
Pada intinya kegiatan yang memiliki kedua
unsur (penting dan mendesak) yang harus didahulukan. Contoh hal penting dan
mendesak ialah belajar di malam hari untuk ujian pada esok harinya. Namun bila
di saat yang bersamaan ada dua hal yang sama penting dan mendesaknya maka kita
bisa mendelegasikan tugas tersebut kepada orang lain.
Satu hal yang juga
penting dalam membuat skala prioritas seputar kegiatan pribadi adalah jangan
sampai analisa dan jadwal yang kita buat malah banyak menghabiskan waktu dan
tenaga kita. Misal, kita menghabiskan waktu 30 menit atau bahkan 1 jam untuk
menentukan apakah sebaiknya mengerjakan tugas Pengantar Ekonomi atau belajar
untuk ulangan Pengantar Manajemen. Padahal untuk mengerjakan salah satunya
hanya dibutuhkan waktu 1-2 jam saja. Hal tersebut tentu merupakan pemahaman yang salah sebab
akan bersifat kontraproduktif terhadap waktu yang kita miliki.
Perencanaan
Mingguan
Agar lebih
tersistematis dan mudah dipahami, sebaiknya jadwal kegiatan dibuat dalam bentuk
timetable. Timetable tersebut dapat meliputi seluruh kegiatan mulai dari
kegatan akademik, organisasi, ibadah, hingga waktu santai. Perlu disadari pula
bahwa jangka waktu berbeda memiliki kesesuaian dengan aktivitas berbeda.
Berikut ini alokasi waktu berdasarkan lamanya slot yang tersedia menurut Desi
Puspita[1]
1.
Slot waktu jangka pendek
(<1 jam) dalam perencanaan mingguan
1
jam atau kurang seringkali berguna untuk membaca ulang catatan kuliah,
menyelesaikan bacaan singkat, mengerjakan latihan soal, atau pun menuis ide-ide
dasar pembuatan esai. Pekerjaan semacam ini cocok dilakukan dalam perjalanan
dengan bis atau kereta.
2. Slot waktu jangka menengah (1-3 jam) dalam perencanaan mingguan
1 hingga 3 jam seringkali berguna untuk belajar lebih
banyak. Bagilah dalam seksi 1 jam dan lakukan istirahat pada setiap jamnya
untuk menghindari kelelahan. Cobalah untuk tidak belajar lebih lama dari 1 jam
dalam 1 waktu karena sulit untuk berkonsentrasi dalam waktu yang lama dan akan
lebih baik jika kita mengistirahatkan pikiran daripada terus belajar pada saat
lelah. Slot waktu menengah juga bisa digunakan untuk mencatat lebih detail,
membaca, menuangkan konsep, atau mengedit suatu tugas.
3.
Slot waktu jangka panjang
(>3 jam) dalam perencanaan mingguan
Lebih dari 3 jam – waktu inilah yang dapat digunakan
untuk membuat suatu tugas tertulis atau menyelesaikan bacaan dalam jumlah
besar.
Berikut contoh timetable selama satu minggu yang
dapat diterapkan oleh mahasiswa.
Jangan panik apabila
ternyata ada agenda mendadak yang harus kita ikuti. Cobalah memodifikasi
sedikit jadwal yang akan datang agar agenda yang telah direncanakan tetap
berjalan. Contohnya apabila pada sabtu pukul 14.00 – 16.00 (lihat tabel) yang
seharusnya dipakai untuk belajar harus digunakan untuk rapat mendadak maka
kalian dapat menyiasatinya dengan mengurangi waktu pesta sebesar waktu yang
terpakai untuk rapat yaitu 2 jam.
Walk the talk!
Apabila kita telah membuat timetable, maka saatnya
merealisasikan timetable tersebut. Agar manajemen waktu berjala dengan baik, salah
satu kuncinya adalah tegas kepada diri sendiri. Yakinlah bahwa jadwal yang kita
buat amat penting untuk dipatuhi demi kesuksesan diri kita. Oleh karena itu
harus ada komitmen dari diri sendiri agar diri kita terbiasa menerapkan manajemen
waktu.
Jangan sampai manajemen waktu yang dibuat hanya
berjalan selama 1-2 minggu. Lakukanlah step by step dengan memberikan
slot waktu yang besar dan usahakan jeda antarjadwal tidak terlalu mepet agar
lebih fleksibel. Bila sudah makin terbiasa, kita dapat mempersempit jeda
antarkegiatan dari timetable sebelumnya.
Yang terpenting adalah kita mampu konsisten menerapkan manajemen waktu.
Sebagaimana Allah menyukai amalan yang konsisten walaupun sedikit.
Goodluck!
[1] http://staff.ui.ac.id/system/files/users/akhmad.hidayatno/material/seri4-keterampilanmengelolawaktu.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar